keluhkesahbabi

keluhkesahbabi

Selasa, 16 Juni 2015

Yang Dekat Dijauhkan, yang Jauh Didekatkan

Hidup itu panggung sandiwara;
Tuhan dalangnya,
dan kita wayangnya..
dan hidup kita ini adalah skenarionya,
di mana setiap orang memakai topengnya masing-masing..

Dear blog #ciye
Hari ini Babi mau bahas tentang kehidupan. Kehidupan luas lah ya, bukan cuma cinta. Cinta mah basi. Maklum jomblo. Kok curhat sih. apasih.
Kehidupan kita nggak lepas dari yang namanya orang-orang sekitar, kita kan makhluk sosial, everyone knows that. Karena nggak lepas dari orang-orang, nggak lepas juga dari masalah. Dan parahnya lagi, kita nggak pernah tau siapa dan kapan, atau dengan alasan apa kita bertemu maupun berpisah dengan oranglain.

Easy come, easy go.
Orang-orang datang dan pergi dalam hidup kita. Entah mereka lama stay di hidup kita atau cuma sekedar jadi pelengkap - elah kayak bakso aja, yang komplet sama krupuk buat pelengkap hehe-
Saya termasuk yang meyakini ini, orang datang dan pergi semau mereka. Meskipun caranya berbeda-beda, dari yang alami oleh maut sampai yang gak alami dan berformalin -apasih- seperti ditinggalin, dikhianati, dll. Yang namanya pernah dekat terus hilang itu pasti meninggalkan kenangan. Dan kenangan menimbulkan luka. Iya kalau kenangan manis, kalau pahit? Sometimes you don't miss the people, you just miss the memories. Dan itu alasan saya untuk takut dekat dengan orang. Mungkin benar bahwa semakin dekat, kita semakin terluka. Coba aja deketin jari kalian ke kaktus, nancep kan tuh di duri nya? Kalo gak nancep yaudah selamet, nah kalo nancep? Kasih betadine aja. Apasih.
Jadi menurut saya, berhubungan dengan orang lain dalam hidup, memang bener seperlunya aja. Janggan terlalu dekat. Catet. Prinsipnya, kalian sedikit bicara, kalian sedikit disalahkan. Kalian gak terlalu dekat, kalian gak jatuh terlalu dalam.

Yang dekat dijauhkan, yang jauh didekatkan
Guys, Tuhan punya alasan sendiri untuk masalah ini. Bagaimana Dia mengatur orang-orang yang ada di hidup kita, yang pernah kita kenal, atau setidaknya yang pernah kita kenang. Ciye kenangan. Apasih -lagi. 
Kita nggak pernah tau jodoh kita, misal si Surti orang Jawa eh jodohnya orang Papua, only God knows. Oya, contoh lain, kalian punya sahabat yang deket banget, kemana-mana bareng eh suatu saat malah jadi musuhan -Gak ndoain yah, cuma contoh aje-
Atau malah yang musuhan jadi temenan? Atau sahabat jadi cinta? - Buset malah judul sinetron FTV
Di dunia ini ada 3 hal yang nggak bisa ditebak, jodoh, rejeki, dan kematian. Yang jelas, Tuhan punya alasan, dan apapun itu pasti Tuhan kasih yang terbaik. Kalau suatu saat kamu kehilangan sahabat, yaudah berarti dia bukan sahabat kamu, Tuhan belum mempertemukan kamu sama sahabat kamu yang asli -yang mungkin masih di pulau lain-. Kalau suatu saat kamu putus sama pacar, yaudah, belum jodoh, jangan dipaksa. Sesuatu yang dipaksakan nggak baik, kecuali kepepet. hahaha Inget, jodoh nggak kemana. Percaya aja, Tuhan bakal kasih pengganti yang lebih baik kalau memang kamu barusan kehilangan yang menurut kamu baik. Yang baik di mata manusia, belum tentu baik di mata Tuhan. Tapi yang baik di mata Tuhan, pasti baik kok di mata kita ;)

Love yourself,
You can hate someone but please, don't hate yourself for any reason.
Cintai dirimu. Saya sudah hampir 18 tahun ada di dunia ini, tapi saya akui saya masih blm bisa sepenuhnya mencintai diri saya sendiri. Kenapa? Karena saya belum mengenali diri saya sendiri. Buat kalian, kenapa susah-susah memikirkan untuk mencintai orang lain kalau kalian belum bisa mencintai diri kalian sendiri?
Apapun masa lalu kamu, seberapa pahit, tolong, lupakan. Jangan pernah ingat-ingat lagi. Kalau saya dapat masalah, saya selalu punya prinsip bahwa masih ada orang yang lebih banyak masalahnya daripada saya. Semua orang punya masa lalu, semua orang punya rahasia. Semua punya kelebihan dan kekurangan, tolong jangan lihat kekurangannya saja. Manusia nggak cuma satu, manusia jumlahnya banyak, untuk saling melengkapi. Apapun masalah kamu, jangan putus asa, jangan pernah salahkan dirimu sendiri. Bukan kamu yang salah, terkadang keadaan yang salah. Jadi berhenti menyalahkan diri kamu sendiri, belajar memaafkan diri sendiri dan menyembuhkan luka batin -kalau ada- pelan-pelan, sulit memang, butuh proses. Tapi percaya saja, akan ada yang melengkapimu cepat atau lambat dan mengeluarkanmu dari keputusasaan
Saya sempat ayem juga dengar petuah teman saya di SMA dulu; orang baik pasti dapet orang baik juga kok.

Menurut saya, sebenernya hidup dengan oranglain itu simpel, kita saja yang membuatnya rumit. Coba kalau apa yang mengganjal di hati langsung disampaikan, apa yang tidak disukai bisa langsung diungkapkan. Hidup tidak akan serumit itu.


Sekian dulu keluhkesah Babi malam ini, buat kalian yang mau berbagi cerita, curhat, sapa tau saya bisa bantu kan? huehehe, bisa langsung comment.. Atau yang malu cerita mungkin bisa cerita lebih privat lewat email ke keluhkesahbabi@gmail.com.. Ditunggu ya, terimakasih!

Minggu, 03 Mei 2015

Keluh Kesah Desah Basah Babi

Kata sahabat Babi, si Sapi dan Kebo *nama disamarkan*, nama blog Babi yang keluhkesahbabi kurang sensasional -kayak artis aja, sensasional segala- mereka usul blog ini diganti keluhkesahdesahbasahbabi. Tapi saya pikir bisa menimbulkan makna ganda yang sulit dimengerti dan malah menimbulkan banyak penafsiran. Kalau dipikir-pikir lagi, malah mengarah ke hal-hal seronok, wkakakka..

Oya, kali ini saya mau kasih halama bonus aja ya.
Jadi, selama liburan sembari menunggu pengumuman hasil UN, saya iseng membuat hiasan kuku. Meskipun saya gak pro, dan gak pernah les nailart, dan juga bukan dari keluarga tukang nailart, akhirnya, tadaaaaa....
Biasa aja sih sebenernya, nggak bagus-bagus amat. Tapi juga nggak jelek-jelek amat lah ya? Ups, sorry ya buat yang punya nama Amat, jadi kesebut-sebut, huehehe..
Jadi saya bermodalkan kutek yang nggak usah mahal-mahal amat, beli aja di Stroberi atau Naughty di mall-mall. Di foto sih pake kutek warna silver sama satu lagi kutek bening. Terus juga butuh sticker kuku, saya beli yang 3D, jadi yang timbul gitu, kebanyakan sih bentuk bunga as seen on photo.
Cara bikinnya, pertama warnai kuku kayak biasa pake kutek warna silver, tunggu kering. Setelah kering, tempel sticker kuku, hati-hati jangan sampai salah posisi, karena kalau udah nempel terus dikeletek lagi bisa ngrusak kutek silver yang buat alasnya.
Setelah semua kuku ditempeli sticker, lapisi pake kutek kedua, kutek warna bening. Kalo di foto, saya pake kutek bening tapi gliter, jadi ada meling-melingnya gitu. Tujuan lapisan kutek kedua ini biar sticker kuku nya nggak gampang copot kalo kena air dll, dan supaya bisa lebih tahan lama. Selain itu juga supaya lebih bagus, lebih berkilau. Setelah itu tunggu kering.
Gampang ya?? ;;)

Musim Hujan yang Panas

No family is perfect..
We argue, we fight. We even stop talking to each other at times.
But in the end, family is family,
the love will always be there..

Jadi malam ini, Hari Minggu tanggal 3 Mei 2015, Babi hangout sama keluarga untuk makan di luar. Sebenernya kemarin tanggal 2 Mei 2015 itu adik Babi yang jantan ulangtaun ke 15, buset emang ada babi umur 15 taun? wekeke gapapa lah ya, orang Babi juga manusia -ah gimana sih bingung, apa sih, Bab, yauda si-
Happy Birthday untuk adik Babi!
Dan kemarin Babi sekeluarga udah makan mie buat ngerayain ultah dia. Di kebiasaan keluarga Babi sih kalau ada yang ulangtahun biasanya dirayain pake makan mie gitu, jadi filosofinya mie kan panjang tuh, nah biar orangnya yang ulangtaun juga panjang umur kayak mie nya yang panjang. Kemarin Babi sekeluarga makan di Mie Jakarta, namanya sih Jakarta, tapi lokasi tetep di Semarang dong ya. Yaudah si, itu kan kemarin.

Balik lagi ke hari ini, tanggal 3 Mei.

Saya memutuskan mengajak keluarga makan di Mie Level Mas No. Mie level Mas No ini cocok buat kalian-kalian yang suka pedes. Berhubung saya suka banget pedes, yaudah mampir.
Mie level Mas No ini sebenernya ada di daerah Tembalang di daerah kampus Undip. Tapi buka cabang lumayan banyak deh kalo gak salah. Dan yang paling bisa saya jangkau adalah yang di daerah Semarang bawah, tepatnya di belakang Gramedia yang di Jalan Pandanaran. Saya gak terlalu merhatiin itu namanya jalan apa secara persis. Cuma ya itu, di belakang nya Gramedia.

Sebenernya saya udah mampir ke situ 2 kali. Tapi baru sempet review sekarang setelah yang kedua kali kunjungan saya. Kunjungan pertama saya pesan Miago (Mie ayam goreng), dan hari ini saya pesan Migoda (Mie goreng daging). Menu di Mie Level Mas No ini seputar mie ayam gitu. Cuma yang membedakan, di sini ada mie ayam goreng nya, jadi beda sama mie ayam grobak keliling yang berkuah. Meskipun begitu, mie ayam kuah yang original juga ada, kok, dan yang ada kuahnya ya standar kayak biasa, dan gak pake level. Jadi, level itu maksudnya kadar pedas dalam mie yang kamu pesan.

Waktu pesan makanan, ada kolom level yang harus kita isi dengan angka. Dan selama dua kali kunjungan saya ke sana, saya isi angka 1 terus. Jadi mie saya level 1, dan rasa pedasnya udah kerasa banget. Saya sampe makan pake krupuk. Tapi pedasnya itu nagih, jadi pengen lagi. Padahal porsinya lumayan banyak buat saya. Pedasnya itu pedas merica, level 1 udah cukup bikin saya berkeringat banyak dan megap-megap. Kayaknya menu di sini klop banget sama tempat nya, bikin panas. Jadi tempatnya gak banyak jendela gitu, kalo boleh usul harusnya lebih banyak jendela biar udara segar bisa masuk gitu. Ruangannya udah ada kipas angin sih, tapi tetep, panas. Pernah teman saya pesan level 15, gak kebayang kayak apa.
MIGODA
Kalo kata temen Babi yang pernah makan di situ juga, kalo gak dihabisin mie nya, bisa kena denda bayar dua kali lipat harga mie yang dipesan, cuma ya ga tau bener apa gak nya. Soalnya saya selalu habis, hehehe.. Tapi kalo di logika masuk akal juga, soalnya kan dengan denda itu, kita sebagai pelanggan bisa belajar menghargai makanan, kan sayang kalo dibuang-buang, apalagi harga cabe mahal. Udah tau kan kalo pedes nya level tinggi pasti pake cabe banyak juga, nah kan sayang kalo gak habis terus ujung-ujungnya masuk tong sampah -ya iya lah, masa dimakan ama yang punya. Terus juga ngajarin kita biar mikir dulu sebelum nulis pesenan, ngajak kita mikir mau level berapa makanannya. Kalo udah tau gak kuat pedes ya jangan belagu nulis level 15, tulis aja level 0 ada kok...

Harga mie di Mie Level Mas No ini bervariasi, kalo gak lupa mulai dari 9000 buat miago, miago itu isinya mie ayam goreng, jadi mie goreng ada ayam suwir nya gitu. Yang banyak pilihannya justru minumannya, ada es-es gitu, tapi saya lebih prefer aqua botol, buat netralisir pedes nya. Juga kan air mineral lebih sehat dan bebas gula. Catet, bebas gula. Soalnya saya udah naik 3 kg selama liburan :'( Gile, nying.. Gara-gara makan mie terus, kemarin udah makan mie pas ultah adik Babi, sekarang makan lagi, payah!
Total bayar Keluarga Babi di mie level Mas No tadi sekitar 90 ribu, itu udah 5 porsi mie ples minum-minumnya, ples krupuk gendar juga 3 plastik. Saya dan keluarga makan dengan lahapnya dan kepanasan di dalam, sampai-sampai tak sadar gerimis turun mengguyur Semarang sedari tadi...

Senin, 20 April 2015

Sumpah, Alis Berubah Jadi Ulat Bulu!

Sulam alis? Apaan tuh? Yah kalian semua pasti udah pada tau lah ya.. Jaman sekarang udah nggak perlu lagi ngerapiin alis pake pensil alis karena ribet, buang-buang waktu, dan hasilnya nggak perfect. Ada teknologi terbaru yang nggak mengharuskan kalian menggambar alis setiap kali mau pergi, yap.. sulam alis.

Kay, jadi babi yang udah sok-sok mau lulus di tengah H-beberapa hari sebelum UN, melakukan sulam alis di sebuah salon di Semarang *censored* gak usah disebut namanya aja. Buat yang mau tanya nama salonnya, bisa message ke babi nanti -kayak ada yang mau tanya aja- hehehe

Beberapa hari sebelum sulam, saya lihat-lihat di internet berbagai sumber tentang sulam alis, yah meskipun referensinya nggak dari Semarang sih, dan saya tertarik. Saya jadi tahu tentang sulam, proses, what to do and don't, pengelupasan, blabla whatever.
Terlepas dari itu, ketika saya selesai proses penyulaman di salon tadi, mood saya berubah. Nyuesel, rek! Sulam tadi sekitar 1,8 dan di salon ini saya bukan sulam 2D, 3D, atau 6D seperti yang disediakan salon-salon sulam lain. Saya sulam alis Jepang -namanya sih begitu-. Alis saya berubah jadi hitam pekat, sempat saya dengar si mbak-mbak sulam berbincang tentang warna coffeebrown, tapi entah kenapa jatuhnya hitam pekat. Dan rasanya saya seperti ingin ditelan bumi saja, Oh my God... kangen alis asli! Saya sudah nggak peduli tentang pengelupasan alis yang katanya nanti hasilnya bisa lebih bagus, inti nya saya pengen mati terus arwahnya menghantui mbak-mbak sulam alis itu sambil teriak "Kembalikan alis saya!!" atau lebih tepatnya "Kembalikan uang saya!!"

Dan parahnya lagi, H+1 setelah sulam, saya harus masuk sekolah! Bayangkan apa reaksi teman-teman saya, terlebih sahabat dekat Babi yaitu si Sapi dan Kebo *nama disamarkan*, mereka ngakak nggak berhenti-berhenti sepanjang pelajaran pertama. Saya yang punya poni miring langsung nunduk senunduk-nunduknya! Biar guru juga nggak tahu lah, kalau tahu bisa mampus. Dan pelajaran pertama yang panjang berakhir, saya langsung cabut ke UKS. Besoknya saya nggak masuk sekolah. Dan Thanks to God, besoknya libur paskah! Yaampun bebas dari penderitaan hujatan teman-teman. Sebenernya bukan cuma temen-temen, di rumah pun saya nahan malu habis-habisan dan nyesel berkepanjangan. Meskipun begitu di hari libur paskah saya kena sakit panas sampai 41 derajat -awalnya pura-pura sakit di UKS ehh sakit beneran-
Hari Pertama Setelah Sulam
Parahnya lagi saya berpikiran sooooo pendek. Saya memotong poni saya yang sudah bertahun-tahun saya panjangkan miring, DUAR! dalam sekejap jadi rata. Tujuannya ya biar nutupin alis ulat bulu tadi. Tapi, saya dalam kondisi yang super rumit, pikiran saya terlalu pendek buat motong poni by myself. Hasilnya jadi seperti Dora lupa cukur bulu ketek lima tahun.
Sumpah bukan cuma alis, tapi poni bikin nangis darah

Untunglah penderitaan saya nggak begitu panjang karena terpotong libur-libur sampai akhirnya saya selesai UN seperti sekarang ini. Proses pengelupasan alis berlangsung hari kelima atau ketujuh dan saya nggak sempat mengambil foto nya dari hari per hari -karena setiap liat alis, saya pengen nangis sampe mencret-mencret-.
Alis Sekarang, Sesudah Mengelupas
Nah, yang sudah mengelupas ini saya agak sedikit lega, karena udah nggak kayak banci kampung kali pake ulat bulu di muka. Warna nya udah jadi natural meskipun tetep, saya kangen alis asli, sumpah. Juga, pengelupasan alis saya kurang sempurna jadi ada sedikit bagian alis yang masih tebal gitu. Disarankan sih ikut retouch sulam alis yang kedua biar hasilnya lebih sempurna, tapi saya udah kapok, fix. Saya tinggal nunggu sekitar 2 taun aja biar sulam ini hilang dan kembali ke alis awal.

Oke, jadi setelah saya timbang-timbang, saya renungkan, dan sesali -cih!
Babi yang baik ini mau share tentang tips-tips buat kalian yang mau sulam alis:

1. Kalau kalian pelajar mau sulam, JANGAN DULU DEH!
Hal ini untuk mengantisipasi kalian dihujat teman-teman terdekat dan ditanya sana-sini sama kerabat dan guru-guru, kalian bisa mati bunuh diri kalo gak kuat mental, hahaha bercanda deng! Pokoknya JANGAN, atau kalian akan menyesal seumur hidup. Sulam ini mengubah wajah kalian total. Dari muda,polos,lugu, jadi tante-tante. Kalau kalian udah ngebet pengen punya alis, mending pakai pensil alis dulu, sampai kalian lulus baru deh sulam alis atau nggak, up to you girls!

2. Pilih salon sulam yang udah terbukti bagus, bukan abal-abal
Ini buat mengantisipasi kalian mati di salon habis liat hasil sulam di cermin terus jadi arwah yang menghantui mbak-mbak tukang sulamnya. Sebelum sulam, cari di internet tentang rekomendasi tempat sulam yang bener-bener bagus. Harga murah? Mending jangan. Meskipun yang murah nggak selalu jelek, tapi.... ah mendingan jangan.

3. Kalau kalian mau nutupin alis pake poni rata, potong poninya di salon ya! Jangan gaya-gayaan potong sendiri
Sumpah, kalian bukan hairdresser atau mbak-mbak salon, kan? Oke, jadi apa gunanya salon? Daripada kita nyesel potong poni sendiri terus hasilnya kayak foto saya di atas, mending kalian potong di salon, biar malu dikit gapapa kalo ditanya masalah alis, jawab aja lagi wabah ulat bulu sampe ke muka.

4. Kalau kalian udah terlanjur potong poni sendiri dan KEPENDEKAN BIN GAK RATA, jangan nangis
Option terakhir kalau kalian malah jadi Dora yang nggak cukur bulu ketek lima taun dan malah alis ulat bulu hasil sulam tambah terlihat seperti menggoda, jangan nangis. Beli aja shampo pemanjang atau penumbuh rambut kayak Mane n' Tail, Caviar, Olive, atau shampo Metal. Serius, saya juga beli shampo Metal, singkatan dari MErawat toTAL. Nanti bakal saya review di post selanjutnya ya, jangan khawatir.

5. Kalo bisa sulam pas mau libur panjang

6. Pertimbangin dulu sebelum sulam; terlebih sama ortu, pacar, temen
Ini penting yaa, jangan sampe pacar kalian minta putus liat hasil sulam kalian yang udah kayak banci-banci pake makeup menor. Hal terpenting, tanya orangtua tentang pendapat mereka kalo alis kamu disulam, kalo mereka ngelarang, turutin, fix. Mereka lebih tahu daripada kamu. Kadang napsu sesaat bisa bikin nyesel seumur hidup.

Nah, semoga bermanfaat buat kamu-kamu, sahabat babi. Salam sayang, Babi.
Tinggalkan comment atau kirim email ke keluhkesahbabi@gmail.com yaa! :*

Sabtu, 21 Maret 2015

Kuliner di Kala Nyepi

Hai teman-teman Babi, anyway saya minta maaf karena waktu yang sangat terbatas jadi jarang post di blog keluhkesahbabi. Saya sedang dalam masa-masa tryout berkepanjangan setelah ujian sekolah dan ujian lain-lain yang silih berganti, maklum mau kelulusan.

Ngomong-ngomong,
Selamat Hari Raya Nyepi bagi yang merayakan!
Babi nggak tau pasti ini Nyepi yang ke berapa :( - maap, tapi ngomongin soal Nyepi, saya mau cerita soal kuliner tadi sore di area Semarang.
Berhubung Nyepi dirayakan oleh mayoritas orang Bali, jadi saya kepengen juga ikut sedikit berpartisipasi dalam rangka merasakan atmosfer Nyepi, hehehe.

Jadilah tadi sore Babi nggelandang cari makanan yang ada kaitannya sama Bali.
Daaannn.... destinasi saya berakhir di Depot Makan Anugerah. Bertempat di Jalan Kauman no.69, Semarang, tempat makan sederhana yang bersih ini menyediakan kuliner dengan bumbu Bali. Di sini ada sop ayam, soto ayam, ayam goreng, ayam bakar, bihun kuah juga ada. Tapi yang paling berasa Bali menurut saya adalah ayam bakar nya. Untuk pecinta buah juga ada juice buah, boleh mix lebih dari 1 jenis buah, harga bervariasi yaa, tergantung mau mix berapa buah. Depot Makan Anugerah buka dari pk.07.00-15.00 WIB. Saat saya ke sana sekitar pk.14.00 WIB, kondisi sekitar terbilang ramai, karena Kauman daerah pertokoan yang sangat padat, mungkin lebih enak kalau ke sana saat pagi hari. Budget yang dikeluarkan sekitar Rp10.000,00 untuk satu porsi sop atau soto, itu udah include nasi. Mungkin kalau teman-teman Babi ke sini bawa uang Rp20.000,00 udah kenyang buanget!
Sebenernya saya lagi diet, saudara-saudara. Tapi entah kenapa saya yang sangat suka makan ini hari ini nggak bisa menahan hasrat untuk makan. Dari tadi pagi saya goreng resoles, bikin pisang penyet, sampai makan di luar. Percuma juga olahraga kalau makan nya banyak. Tapi insting saya berkata lain; YOLO. You Only Live Once. Jadi hari Sabtu ini saya memutuskan untuk memuaskan lidah saya.
Soto Ayam

Bihun Kuah
Ayam Bakar
Sekian dulu dari Babi, yang punya referensi tempat makan enak di Semarang, boleh share lewat comment atau email ke keluhkesahbabi@gmail.com yaa, thankyou!



Senin, 16 Februari 2015

Gloomy Valentine

Halo sahabat babi, setelah sekian lama gak post blog, aduhhh ujian praktik menanti, sahabat babi! Belum lagi tryout tryout yang memberondong bertubi-tubi! Jadi kelas 12 ya memang gini ini, ujian terus - persiapan ujian tepatnya, meskipun di tempat saya nggak ada pelajaran tambahan seperti di SMA SMA lain (ya lah, seragam aja nggak ada!), tapi tetep banyak persiapan. Hal baiknya, gara-gara ujian praktik, saya jadi sering pulang lebih awal. Tapi tetep, besok ujian praktik komputer alias TIK, yang paling nggak saya suka, babi gaptek sih!

14 Februari, valentine kah? Saya hampir lupa, habis gimana lagi, saya JOMBLO. Kata orang sih jomblo itu nasib, single itu prinsip, jadi saya itu apa? Mungkin di antaranya kali ya. Habis saya juga nggak pernah merayakan valentine. Meskipun saya mencoba mendalami kalau sayang itu universal - nggak cuma pacar tapi juga ke keluarga, teman, saudara- tetep saya nggak bisa mengartikan dan merayakan valentine. Nggak saya banget!
Bikin coklat saya juga nggak bisaaa, kemarin coba-coba malah gosonggg, alhasil mama mencak-mencak. Tips di hari valentine buat kalian yang jomblo; jangan pernah naik taksi di hari valentine! Kenapa? Soalnya supir taksi semua nanya "Mbak kok nggak sama pacar sih? Kan valentine?" dan saya cuma bisa jawab "Hah? Nggak punya pacar, pak" sambil meringis. Ya memang sih saya kepikiran pacaran sedikitpun juga belum sejauh ini, tapi kadang lihat semua pasangan di dunia ini iri juga. Tapi saya selalu meyakinkan diri saya kalau saya masih terlalu kecil dan belum siap - Benarkah?- saya juga nggak mau salah milih jodoh, nggak mau terburu-buru. Kalau benar sih iya, kalau enggak? Saya nggak mau pacaran cuma gara-gara gengsi, ikut-ikut temen , atau cuma buat status ; yang satu ini yang sering, status. Saya mau menikmati kesendirian, wuidihhh.. Padahal saya juga sering galau hahaha
Mungkin juga saya belum bisa move on, wuidihh kayak punya gebetan aja hahaha tapi memang saya pernah suka cowok - ya iya lah masa cewek, lesbi dongg!- cuma suka. Dan saya berpikir ulang itu cuma suka, suka berarti kagum, dan nggak berniat lebih jauh lagi. Alhasil saya sering sakit dan cuma bisa lihat dari jauh karena akhirnya saya berakhir dengan melihat yang saya suka punya pacar, atau at least gebetan. Pernah juga cuma kenal lewat bbm -yang satu ini saya nyesel banget kok saya bisa murahan banget!- ketemuan terus didelcon! Yang terakhir saya kenal someone cukup lama dan saya mulai percaya sama orang itu - dia udah kasih-kasih gelang couple, jam dinding yang ada foto saya, dan semua memori berdua , halah - yang berakhir dideletecontact lalu diblock. Ngomong-ngomong thanks buat sahabat babi; Sapi dan Kebo*Nama disamarkan* yang udah sebisa mungkin bantu saya move on dengan ngambil gelang pemberian cowok sialan itu terus ngrusakin gelangnya dan sekarang gelangnya dimana-entah-gaktau-antahberantah. Meskipun saya sempet ngambek karena saya sedih banget barang saya diambil, terus dirusak, diilangin lagi! Meskipun saya ggak tau kapan saya bener-bener bisa lupa sama gelang itu, tapi seenggaknya kalian, Sapi dan Kebo, ai lapp yuuu pull!

Sakit? Enggak.. -Eh?Cuma jadi males. Jujur saya nggak berharap banyak, cuma kalau udah main delete, artinya orang itu nggak mau kan kenal saya lagi? Meskipun cuma temen juga nggak mau kan? Males banget. Kadang saya mikir Tuhan pasti kasih balesan :)
Jadi mungkin saya takut suka sama orang lagi. Lebih tepatnya saya takut kenal orang, siapapun, entah cowok atau cewek.
Tapi kembali lagi ke komitmen awal, saya nggak mau salah pilih, saya juga belum menemukan yang cocok, lebih tepatnya memang saya belum milih-milih. Babi mau fokus lulus ujian terus masuk kuliah, mulai dari awal.

14 Februari, hujan terus juga. Semarang diguyur hujan. Apalagi sambil dengerin lagu mandarin yang judulnya hao xin fen shou nya Candy Lo & Wang Lee Hom, lagu nya siapa tuh? Buat yang ngrasa! -Ngarep banget dia baca blog gue- Galau lagi. Oke, kita ngomongin yang lain aja.
Siapa yang suka makan mie? Enak ya? Memang! Tapi bikin gemuk. Mie itu ngembang kalau udah di perut, lebih jahat dari nasi putih. Tapi lupakan gemuk atau nggak, kalau saya ngidam mie ya udah beli. YOLO!
Kali ini saya mau rekomendasiin tempat makan mie di Semarang; Mie Mataram. Ada mie ayam, mie pangsit, mie bakso, bakso komplet, nasi goreng spesial juga ada. Letaknya di Jalan Mataram, Minggu tutup yaa.. Harga kisaran 12ribu and up deh kayaknya, lupa. Sebelum makan mie sih biasanya keluarga saya ritual senam lidah, nah senam lidah ini maksudnya makan something dulu gitu, contohnya ya kerupuk ikan tengiri atau siomay basah.
udah diacak-acak mie nya
Mie Mataram ini ada 2 cabang, dua-duanya di Jalan Mataram. Kalau ada waktu ples lagi ngidam mie, bolehlah dicoba, kalau saya sekeluarga sih cocok di sini -mungkin karena saya sekeluarga selalu cocok dengan semua makanan kali-

Oya, setelah perjuangan saya coba-coba bikin coklat dari Colatta,itu lho yang coklat masak, akhirnya saya bikin sedikit dan voila! Jadi. Sedikit? Memang sengaja, cuma buat beberapa orang aja, soalnya saya juga nggak niat mau bagi-bagi, cuma coba-coba aja, kebetulan di rumah juga ada wadah lucu-lucu yang saya beli setahun lalu dan nggak saya pakai-pakai. Nah, Happy Valentine!


Senin, 12 Januari 2015

Curhat Tentang Natasha Skin Care dan Temannya

Hai teman-teman Babi, kali ini saya akan membahas masalah produk kecantikan yang sangat penting, laki-laki juga boleh baca kok!
Artikel kali ini adalah pendapat dan review saya tentang skincare yang pernah saya coba di Semarang. Beberapa kali saya mencari referensi di Google - lagi-lagi Google, tapi tidak menemukan informasi yang berarti. Oke, jadi kali ini saya akan membahas mengenai Natasha Skin Care, udah pada tau kan ya? Ya iyalah orang terkenal.
Beberapa kali saya punya masalah dengan kulit terutama pada bagian wajah, masalah yang wajar sebenarnya dan dialami hampir seluruh umat di dunia, jerawat. tapi entah kenapa saya merasa yang satu itu memang sangat kurangajar dan mengganggu aktivitas manusia, jadi harus dimusnahkan. Nah, bagaimana memusnahannya? Salah satunya dengan perawatan wajah.
Saya pernah melakukan perawatan wajah dengan facial di daerah Telogo Bayem, Semarang, saya lupa tempatnya, sudah lama sekali sejak terakhir saya ke sana, di daerah dekat Mugas sepertinya.
Saya mulai menjalani perawatan wajah sejak SMP kelas 8 atas saran dari tante saya. Kenapa bukan dari mama saya? Ya memang karena saya anak tante, bukan anak mama :p Karena ya itu, mama saya kurang begitu tau tentang tempat-tempat untuk perawatan kecuali beberapa dokter kulit yang bikin ketergantungan obat. Jadi tante saya mula-mula menyarankan saya untuk perawatan di Natasha.

Facial adalah salah satu perawatan wajah yang kita kenal dari sekian banyak perawatan jerawat lain di dunia perkulitan -eh-. Facial dimanapun ibarat PHP, Pertama dipijit dimassage terus ditanya mau cukur alis nggak, biasanya sih diperhalus dengan "Mau dirapiin alisnya?" yang notabene sama aja sama "Mau saya cukurin alisnya? Cabut atau kerik?" gitu. Enak banget waktu pertama-tama facial. Saya pikir wah enak banget ternyata difacial cuma dipijit-pijit gini bisa hilang nih jerawat, eh ternyata dugaan saya meleset jauh. Setelah beautician atau yang biasa kita kenal dengan kakak/mas/mbak yang nge-facial itu mijit, negara api menyerang. Eh, maksudnya, perang jerawat dimulai. Saya selalu takut pada bagian ini karena saya harus siap meremas tangan saya sendiri, atau menahan air mata karena gengsi, padahal saya terpejam. Jerawat dan komedo dibersihkan dengan brutal. Sakitnya tuh disini! Saya tidak tau itu pakai alat jarum atau dipencet pake tangan. Yaudahlah peduli amat yang penting selesai. Dan saat selesai, saya kagum juga karena wajah jadi bersih meskipun ya awalnya bengkak merah-merah, dan... sakit.

Nah, untuk tempat facial, saya baru mencoba Natasha dan Larissa, dua skincare yang berbeda namun sama-sama terkenal. Saya lebih condong ke Natasha, karena saya merasa cocok dan jerawat saya lebih cepat hilang. Ada plus-minus nya sih, mungkin Larissa memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengobati jerawat dan perawatan karena memakai bahan-bahan yang lebih alami dari Natasha. Ya tau sendiri lah kalau Natasha lebih banyak menggunakan alat-alat modern dan teknologi terkini, sedangkan Larissa ya herbal alami gitu.
Dari segi harga kita juga bisa melihat perbedaannya, saya sudah lupa sih harga tepatnya karena saya tidak terlalu sering melakukan perawatan di sana-sini, tapi memang lebih mahal Natasha. Namun saya menduga mungkin harga yang mahal lagi-lagi berpengaruh dengan hasil yang saya dapat, karena hanya beberapa kali sejakkedatangan saya ke sana, wajah saya naik beberapa tingkat lebih cerah - cieh kayak iklan cream wajah aja- Namun beberapa orang mungkin menyangka bahwa hasil yang cepat dan instan ini mengandung efek samping. Saya juga masih kurang tau apa efek sampingnya, yang jelas saya juga akan bijaksana dalam melakukan perawatan yang cocok untuk kulit saya.

Dulu saya sempat berhenti dari Natasha saat kelas 9 SMP sampai kelas 10 SMA, dengan alasan kulit wajah saya sering memerah seperti kepiting rebus jika terkena matahari, padahal sebelumnya tidak pernah, kulit saya kan tidak putih, jadi tidak kelihatan merah meronanya. Jadi saat itu antara senang dan tidak, karena wajah saya merah berarti tandanya saya sudah putih -pemikiran bodoh-, tapi juga sedih karena seakan-akan kulit saya jadi sensitif berlebihan. Sejak saat itu mama saya mengatakan saya harus stop Natasha dan beralih ke Larissa. Namun apa daya, muka saya tidak cocok di Larissa, jerawat saya malah tambah banyak, bisa jadi karena hormon berlebih sih, entahlah yang jelas saya frustasi. Saya sudah menggunakan berbagai obat tradisional sampai modern, seperti bedak jamu Nyonya Meneer untuk jerawat, jamu pahit minum dari akar tanaman, minum Nature-E, sampai masker d.i.y. dari tomat dan kentang, hasilnya nihil. Saya tidak mengatakan itu jelek, hanya saja mungkin saya yang kurang sabaran menunggu hasil. Well, akhirnya setelah sekian lama saya kembali ke Natasha dan akhrinya saya bebas dari jerawat yang menggerombol di wajah saya. Meskipun masih ada sih satu dua tapi masih dalam tahap wajar. Dan yang saya suka, wajah saya lebih cerah dan kali ini tanpa memerah sedikitpun.
Sampai saat ini sih saya masih sering ke Natasha yaitu sebulan sekali untuk perawatan, tapi saya juga membatasi, dalam artian tidak terlalu bergantung dengan perawatan tersebut, karena beberapa orang takut ketergantungan. Saya sudah menjajal facial biasa, facial acne, facial pencerahan/whitening, peeling wajah, peeling leher, microderm, penyinaran biru, dan injeksi whitening.
Pelayanan Natasha sangat ramah, saya datang ke Natasha Paragon Semarang, mesipun harus menunggu lama, tapi wajar saja sih dan tidak seramai saat saya di Larissa. Kisaran harga antara Rp80.000,00 untuk facial biasa, sampai tidak tahu tergantung kondisi wajah. Saat pertama kali datang selalu wajib konsultasi dokter, dan dokter akan menjeprat-jepret wajah kita alias difoto. Biasanya sih harus penyinaran dulu buat yang banyak jerawatnya, harga penyinaran mungkin sekitar Rp150.000,00 belum diskon - biasanya ada diskon jadi Rp120.000,00 atau Rp130.000,00. Untuk pertama kali konsultasi dokter, budget yang disiapkan memang rada banyak, karena kita harus membeli semua "perlengkapan" sehari-hari. Waktu itu saya harus datang dua minggu sekali, dan memang saya harus akui bahwa bikin bokek. Pertemuan pertama habis 1 juta lebih, demikian juga kedua dan ketiga, harga itu sudah termasuk perawatan. Kemudian saat yang keempat sekitar Rp600.000,00. Saya sampai sering dapat pouch Natasha karena pembayaran diatas Rp500.000,00. Ada pouch yang dihadiahkan di atas pembayaran Rp500.000,00 ada juga untuk pembayaran di atas Rp1.000.000,00.
Ini yang pembayaran di atas Rp1.000.000,00. Di rumah udah ada 3 kayak gini, yang dua lagi warna pink.

Ini juga pembayaran di atas Rp1.000.000,00. Untung modelnya beda dari yang di atas, kalau sama kan bosen!

Ini buat yang di atas Rp500.000,00. Ukuran lebih kecil.
Dan sejak saat itu setelah wajah saya sudah mendingan, saya mulai membatasi datang ke Natasha. Paling sekarang datang cuma facial saja, paling-paling cuma butuh dana Rp200.000,00 dan dapat kembalian. Atau kalau ada yang habis cream nya saya juga ke sana, itu saja saya juga bisa pesan antar cream via telepon (minimum pembelian Rp200.000,00), jauh lebih praktis.
Ini kemasan pesan antar, minimal beli Rp200.000,00
Sampai saat ini saya juga fine fine saja dengan semua produk Natasha yang saya pakai; cream pagi, tirai, cream leher pagi, cream lingkar mata, cream malam, cream leher malam, toner, milk cleanser, handbody pagi dan malam, kadang juga beli masker pengencangan wajah.

Lumayan rempong memang buat yang tidak terbiasa dengan perawatan, tapi bagi para gadis (catat: wanita), perawatan itu wajib, jadi ya kunci nya jangan malas-malas merawat diri. Cream malam bekerja lebih ampuh dari yang pagi, begitu kata internet, jadi jangan jadikan ngantuk sebagai alasan untuk lupa memakai cream malam kalian.

Minggu, 11 Januari 2015

Porsi Makan Besar untuk Keluarga Kecil

Semua orang punya makanan favorit masing-masing, ada yang enak buat satu orang belum tentu enak buat yang lainnya. Kayak yang pernah saya baca di Novel Manusia Setengah Salmon nya Abang Raditya Dika yang ganteng. Jadi kesimpulannya, enak atau nggak enak itu relatif, sama kayak kecantikan kali ya.

Hari Minggu ini saya dan keluarga sekitar jam 9 ke gereja untuk ekaristi. Setelah selesai, kami memutuskan untuk makan bubur ayam. Sebenernya di Gereja Katedral itu udah banyak yang jual makanan kecil seperti lekker, arem-arem, siomay ayam, dsb. Kami udah nongkrong di salah satu kios  warna merah beli jajanan untuk adik-adik saya. Saya juga beli jus alpukat dan sirsat botolan dari kakak kelas saya yang jualan di sekitar Gereja setelah misa buat cari dana.
Tapi namanya juga orang kelaperan, jadi saya sekeluarga mulai hunting tempat makan di luar Gereja. Yah ngaku aja sebenarnya saya sekeluarga hobinya makan, mungkin karena mama menganut kepercayaan hidup untuk makan, bukan makan untuk hidup. Hal ini yang menyebabkan bukan pengeluaran saja yang membengkak, tapi juga perut kami, terlebih dua adik saya yang lebih besar ukurannya daripada saya -ups.

Mula nya kami bingung karena referensi makan bubur ayam di pagi hari cuma di bubur ayam sekitar Pantai Marina. Karena jauh, maka kami berpikir dua kali untuk ke sana, karena gereja kami ada di Gereja Katedral daerah Tugu Muda, Semarang Selatan. Selain di Pantai Marina, sebenarnya juga ada bubur ayam di dekat rumah, tapi cuma pakai gerobakan, jadi kami tidak berminat ke sana karena bukan tempat makan keluarga yang tepat. Akhirnya saya browsing di mbah Google iseng-iseng cari referensi tempat sarapan bubur ayam yang enak di Semarang. Tapi entah mungkin blog yang saya buka atau alamat web yang saya buka kemungkinan sudah dari beberapa tahun lalu, otomatis sudah banyak yang berubah di Kota Semarang. Seperti yang dituliskan di salah satu alamat web, bahwa bubur ayam banyak di bundaran Simpang Lima, tentu saja waktu saya sekeluarga ke sana, sudah tidak ada apapun. Bundaran Simpang Lima kan sekarang jauh lebih tertib dari beberapa tahun yang lalu. Paling-paling waktu malam di sekitar situ cuma ramai sepeda-sepeda atau becak-becak berhiaskan lampu nan warna-warni. Sepedanya tdak hanya untuk satu orang tapi sepeda gandeng untuk 2-3 orang.Saya pernah sekali mencoba dengan budget sekitar Rp10.000,00 per orang kalau tidak salah, lupa. Satu kali naik sekitar 30 menit.

Oke, kembali lagi ke bubur ayam, saya tidak menemukan apapun di Simpang Lima. Kemudian kami sekeluarga beralih ke Pusat Kuliner Semarang, berharap melihat tulisan BUBUR AYAM tapi kami tidak menemukan juga. Malah rata-rata warung-warung masih tutup, padahal itu sudah sekitar pk.10.00 WIB, yah, mungkin mereka hanya buka waktu malam hari.

Dan akhirnya destinasi kami berakhir di Bubur Ayam Semawis, tapi bukan di Semawis nya. Semawis itu seperti pasar orang-orang Tionghoa di Semarang yang cuma buka pada hari weekend malam saja. Bubur Ayam Semawis yang saya maksud ini ada di Jalan Moh. Suyudi. Letaknya bersebelahan dengan Sate Kempleng 2 yang nggak jauh beda ramainya. Meskipun mama saya sudah cuap-cuap karena harga bubur ini di atas rata-rata, tapi akhirnya pun kami berhenti di sana untuk makan bubur - akhirnya!
Memang harga nya kalau dibandingkan bubur ayam biasa ya jelas lebih tinggi, but it's worth it. Bubur ini bervariasi, jadi bisa pilih sendiri topping nya, bisa 2 sampai 3 topping dicampur. rasa nya juga bervariasi, ada bubur ayam, bubur jamur, bubur kepiting, bubur polos juga ada - buat yang gigi nya barusan dibehel yang gak bisa makan apa-apa kecuali bubur, hehe pengalaman pribadi. Harga mulai dari Rp10.000,00 untuk bubur polos. Bubur lain sekitar Rp13.000,00 sampai Rp20.000,00 ke atas tergantung toppingnya. 

Ini yang saya pesan Bubur Ayam, sudah termasuk pangsit dan telur yaa..
Rp 13.000,00
Lihat gambarnya aja udah bikin ngiler kan? Gambarnya dari saya sendiri ya, jadi udah melalui editing juga biar masuk blog tambah unyu, tapi juga nggak jauh beda kok sama aslinya, cuma warnanya agak di filter aja yang di foto :P
Di Bubur Ayam Semawis ini kalian yang suka siomay atau dimsum juga bisa mampir, karena di sini juga menyediakan makanan tersebut. Kalau tadi sih mama saya juga pesan dimsum, tapi lupa difoto jeprat-jepret hehe...

Setelah makan, akhirnya saya sekeluarga capcus pulang. Cuma makan bubur aja udah kenyang banget. Porsi nya itu loh yang banyak - atau perut saya yang porsi nya kecil? ups - Sampai di rumah, saya disuguhi mama pancake durian. Itu lhoooo yang warna warni biasanya sih hijau atau kuning, kalau digigit di dalamnya ada lelehan durian. Siapa yang suka durian? Saya pribadi sih netral lah yaa.. Kadang kalau lagi mood ya makan, kalau lagi males ya nggak makan, simple. Nggak terlalu benci kayak yang lebay nglirik durian dikit langsung muntah, juga nggak terlalu fanatik sama durian kayak orang-orang yang bisa milih durian cuma dengan menghirup aroma nya satu per satu, mereka sih gampang banget tau "oh yang ini matang" atau "oh yang ini busuk" atau bisa juga "oh yang ini isi nya warna pink". Ah apa sih, out of topic banget, oke, jadi saya makan aja tuh pancake yang dikasih mama. Katanya sih beli di tetangga, satuannya sekitar Rp10.000,00, harganya sama kayak bubur polos ya. Tapi at last saya seneng juga karena manis, ya meskipun agak kemanisan sih.
Ini yang namanya pancake durian, udah pada tau kan ya? Saya makan yang warna hijau.

Nanti sore mama saya ada arisan, kebetulan tempatnya juga rumah kami yang ketempatan, jadi otomatis mama juga menyiapkan aneka makanan kecil lain yang buanyak buanget seperti pastel, arem-arem, dan bolu kukus yang Beliau beli di pasar. Kecil-kecil kalau banyak juga jadi besar kan ya? Yaudahlah gapapa yang penting tetep semangat aja program dietnya :') Maaf nggak penting huehuehehee

Semoga bermanfaat. Tolong tinggalkan pesan atau komentar buat Babi atau kirim email ke keluhkesahbabi@gmail.com, makasih!